Mencuri Kasih Menumpang Sayang

I
Hidup ini tiada batas kemungkinan
tidak sedikit simpang siur perjalanan.

Kita berlepas darl titik sama
untuk nanti terdampar
entah di mana entah ada entah tiada khabarnya
entah bahagia entah gusar lakunya
entah begitu telah direncana
entah telah sejuta usaha seribu daya
tetapi suratan rupanya penentu segala.

Hidup ini sebuah kelahiran
sebuah perjalanan - sebuah perjuangan
sebuah silih gantian antara tewas dan. kemenangan
sebuah pertemuan, periodohan, perpisahan, perceraian
sebuah rentetan suka duka
sebuah drama entah bagaimana sudahnya
hujungnya sebuah kematian - sebuah semikolan.

II
Hamba telah lama berkelana
mencuri kasih menumpang sayang
lencun jiwa im mengharung hujan simpati orang
tandus hati ini dilanda ujaran berbalas sepi
cekal hati ini membuatnya ngembara lagi:
Kurenang laut mencarl tempat bertaut
kugeluncur darl batu ke batu di sungai berjeram.

Tuah masih bersamaku:
sampai di tanah landai, laju sungal menjadi reda
di teluk tenang aku berenang
kuhirup ilmu sedingin salju
kucuri kasih kutumpang sayang guru di situ
terbekallah dada dengan ilmu.

Hidup ini rangkaian perjodohan
demikian
dalam bangunannya yang indah
jodoh mempertemukan aku dengan guru
di belakang darjah aku menumpang singgah
kuteguk i1mu sepuas-puasnya dari mereka
biarpun namaku tiada dalam register.

III
Puisi ini saksi
aku pernah meniti di dadamu
mencuri kasih menumpang sayang
meminta rela guru
menimba ilmu.

Singgahku seketika cuma
berbekal restu guru
berbekal secebis ilmu
aku berkelana lagi:
Hidup ini tiada batas kemungkinan
tidak sedikit simpang siur perjalanan.

Puisi ini saksi
di hati ini tersemat sekuntum melati:

Betapa jauh tersisih
hatiku padamu masih
takkan sampai hati
melupakan tempat mencuri kasih!

Betapa jauh berdagang
di mata wajahmu terbayang
takkan sampal hati
melupakan tempat menumpang sayang

Awang Had Salleh

Designer: FThemes.com | Converter: Blogger Themes & Blogger Templates
Flippa